Liburan akhir pekan dengan cara menjelajah kekayaan kuliner tanah air rasanya jadi pilihan menarik. Yup! Untuk Anda yang tinggal di sekitaran Jakarta, bisa deh melipir ke kawasan BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan. Di sana ada lokasi wisata kuliner; Warung Tuman. Sekali datang, bikin Anda ”tuman” untuk datang.

KATA tuman sendiri diadopsi dari bahasa Jawa. Menurut Kamus Bahasa Jawa-Indonesia, artinya adalah terbiasa dan senang mengulangi lagi karena pernah merasakan enaknya. Nah, penasaran kan, seperti apa sih cita rasa masakannya sampai-sampai lidah ini ketagihan?
Warung ini menawarkan masakan rumahan dengan kekayaan cita rasa leluhur. Pemilik usaha tersebut adalah pasangan suami istri yang humble, yakni Mbak Nanin dan Mas Eko. Kejenuhan menjadi pekerja kantoran, menjadi alasan mereka merintis usaha kuliner tersebut.
Kekhasan menu Warung Tuman adalah olahan ikan. Misalnya, Calabalatuik dan Mangut Ikan Pari Asap. Selain itu, ada sajian lain yang akan membuat Anda tergoda. Seperti Gulai Bareh, Dendeng Batokok, Ayam Kampung, dan Tumis Bunga Pepaya. Yummy!
Calabalatuik disebut-sebut sebagai menu khas di Warung Tuman. Itu merupakan masakan khas Padang yang belum tentu ada ditemui di kebanyakan rumah makan Padang. Konon, masakan itu adalah menu istimewa yang seharusnya hanya dihidangkan saat Lebaran.
Nah, pas kan? Karena sekarang masih dalam atmosfer Hari Raya Lebaran Idul Adha. ”Calabalatuik selalu jadi menu teratas yang masuk daftar pesanan ku kalau datang ke Warung Tuman,” seloroh Unsiyah Sangidah, 29, salah seorang ibu muda yang asyik menyantap hidangannya bersama keluarga.
Baca Juga:
Usut punya usut, rupanya resep Calabalatuik ibarat ”harta karun terpendam” keluarga Mbak Nanin. Dari seluruh keluarganya, cuma Mbak Nanin yang berani mengembangkan resep Calabalatuik warisan leluhur tersebut. Bicara proses pengolahan, bisa dibilang complicated. He he he…, tapi buat Anda yang berminat mencobanya di rumah, coba deh langsung tanya ke Mas Eko.
Hasil bincang-bincang dengan Mas Eko, berikut ini sekilas tutorial mengolahnya. Meskipun, hasil akhirnya belum tentu sesuai ekspektasi, he he he.. Pertama, yang harus Anda lakukan adalah ikan nila direbus bersama daun pisang hingga air mendidih. Setelah itu, ikan diangkat dan dibakar. Kemudian, proses memasak dilakukan dengan mencampur beragam bumbu rempah. Yuhuu.. sepiring Calabalatuik bercita rasa gurih pedas siap disajikan. Aroma daun jeruk dan rempahnya terasa cukup tajam, berpadu dengan wangi khas ikan bakar.
Selain Calabalatuik, yang membuat Warung Tuman unik adalah rute mencapai halaman warung yang sarat ujian, he he he... Warung itu terletak di Jalan Kelurahan Ciater Kencana Loka, Nomor 5, Ciater, Serpong. Bangunannya berada di lahan perkebunan dengan relief perbukitan. Persis berada di atas klaster-klater hunian BSD City.
Namun, belum lama ini, kira-kira memasuki masa new normal, Mas Eko memindahkan warungnya ke permukiman warga. Posisinya lebih ke atas dari lokasi lama. Kira-kira satu kilometer jaraknya. Jika Anda datang dari arah Tandon Ciater, Pamulang, atau kawasan BSD bisa lewat jalan Kencana Loka dan mengarah ke Kompleks Pinehill. Di sana, Anda bisa bertanya ke warga atau membaca petunjuk yang sudah disediakan. Dari sana, Anda akan menelusuri jalan berkontur konblok dengan lebar dua meter, cukup untuk satu mobil. Rutenya pun mirip dengan track lokasi lama. Ya, dihiasi pemandangan pohon bambu.
Selain itu, adrenalin Anda akan sedikit terpacu, karena dag dig dug khawatir bertemu mobil lain dari arah berlawanan, he he he. Tidak kalah ekstrem dengan obstacle yang dikenal dengan ”jembatan kuning” menuju lokasi lama. Ya, jembatan beton dengan lebar 1,5 meter menyeberangi kali kecil, lalu berbelok menukik. Kira-kira begitu kondisinya. Buat Anda yang bernyali besar untuk mencobanya, silahkan datang! Dan akhiri perjalanan Anda dengan menyantap menu-menu yang membuat lidah Anda bergeliat. (red/agg)