Jalan-jalan akhir pekan mungkin menarik jika Anda mampir ke sentra produksi kacang sangrai Cisoka. Oleh-oleh khas Kabupaten Tangerang itu dipopulerkan oleh keluarga Abah Baning sejak 1970 an.

CISOKA. Itu adalah nama kecamatan yang letaknya tidak jauh dari pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang di Tigaraksa. Kira-kira, 10 kilometer jarak tempuh dari kantor bupati. Kacang sangrai Cisoka merupakan produk asli warga setempat yang melegenda.
Sejak 1970 an, kacang itu dipopulerkan oleh keluarga Abah Baning. Dia adalah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menggeluti pengolahan kacang tanah. Resep turun temurun menjadi kunci konsistensi cita rasa kacang tersebut.
Rasanya gurih, renyah, dan memiliki kekhasan sendiri jika dibandingkan dengan produk serupa di pasaran. Selain keluarga Baning, banyak warga setempat yang ikut memproduksi dan memasarkan kacang tersebut bertahun-tahun. Hingga tempat itu dikenal sebagai sentra kacang sangrai Cisoka.
Namun, perkembangan zaman yang tidak diikuti dengan pengembangan bisnis yang mumpuni, membuat UMKM tersebut meredup. Saat ini, hanya tinggal dua home industry kacang sangrai yang bertahan.
Baca Juga:
Berdasar riset dan penelitian tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Mercu Buana (UMB), rupanya, permasalahan utama para UMKM itu adalah pada proses produksi yang tidak efisien.
Tradisi pengolahan kacang dilakukan turun temurun menggunakan bahan bakar berupa kayu. Efeknya mereka sulit memenuhi permintaan pasar dengan jumlah besar. Selain itu, pengemasan (packaging) kurang menarik dan pola pemasaran yang belum mumpuni.
Padahal, pada tahun 1990 an, kacang Cisoka Abah Baning cukup terkenal. ”Dari situ, tim PKM UMB pun bergerak. Mulai dari sosialisasi, pendataan, mencari solusi, dan hingga melakukan pengabdian,” ungkap Ketua Pelaksana PKM UMB Yudhi Chandra Dwiaji dalam siaran pers tertulis.
Selain itu, kata Yudhi, pada pada 10 Juli 2020, tim PKM UMB juga menyerahkan hibah dari Dirjen Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kemenristek Dikti Tahun Anggaran 2020. Hibah berupa satu unit mesin sangrai kacang tanah berkapasitas 25 kilogram dan 2 unit mesin cup sealer yang diserahkan kepada mitra untuk dapat diaplikasikan dalam meningkatkan proses produksi dan kemasan dengan pendampingan dari tim PKM UMB. (ulf/agg)