JAKARTA, memograph— PT MRT Jakarta (MRTJ) akan merekayasa lalu lintas di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. Itu dilakukan untuk memulai proyek pembangunan MRT Fase 2A Bunderan Hotel Indonesia (HI) — Kota dan Stasiun MRT Thamrin.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, rekayasa lalu lintas tersebut sedang disusun dengan hati-hati. Sebab, Stasiun Thamrin itu berada di jalan protokol ibu kota dan dekat dengan Istana Negara atau yang dikenal dengan ring satu.
Karena ini adalah jalur traffic yang akan dilewati presiden, menteri-menteri, tamu negara, dan aktivitas lain, kata William kepada awak media. Lantaran kondisi itulah mereka tidak bisa melakukan penutupan Jalan Thamrin tersebut.
Baca Juga:
Untuk rekayasa lalu lintas yang mereka susun ada tiga tahapan. Ketiga tahapan itu akan mulai dikerjakan pada Juli ini hingga Maret 2025. Selain pengaturan lalu lintas, dia juga menyebutkan bahwa pekerjaan fase 2 ini sangat jauh berbeda dengan fase 1 Lebak Bulus — Bunderan HI.
Salah satunya tingkat kesulitan. Menurutnya, Fase 2A ini memiliki kesulitan yang lebih tinggi karena kondisi tanah yang lebih lunak dan banyak cagar budaya. Oleh sebab itu, mereka menyiapkan rencana mitigasi dengan soil improvement, sistem pengawasan bangunan, dan metode konstruksi.
Maka, proyek pembangunan fase 2 ini akan jauh lebih mahal. Berdasar perhitungannya, dana yang dibutuhkan untuk membangun MRT Fase 2 Bunderan HI — Ancol Barat itu sekitar Rp 29,8 triliun. Semua dana itu rencananya akan dibiayai melalui pinjaman oleh Pemerintah Indonesia kepada Jepang. Untuk kebutuhan dana Rp 22,5 triliun, Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) sudah berkomitmen akan menyalurkannya. Sementara untuk Rp 7,2 triliun, Pemerintah Indonesia sudah mengajukan tambahan pinjaman ke JICA. (ulf/agg)