JAKARTA, memograph – Pemprov DKI Jakarta merespons animo masyarakat yang sedang hobi bersepeda. Pemprov berencana menyediakan jalur khusus sepeda di tol Lingkar Dalam Jakarta (Cawang – Tanjung Priok).
Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo, ada sebanyak 82.380 pesepeda yang memanfaatkan jalur sepeda sementara ( pop- up bike lane) di Jalan Sudirman – Thamrin. Itu terhitung sejak 20 – 26 Juni. Apabila dihitung rata-rata, kenaikan volumenya mencapai 15 persen.
Atas dasar tersebut, Pemprov DKI mengusulkan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengajukan perizinan untuk memanfaatkan satu jalur tol Lingkar Dalam Jakarta (Cawang – Tanjung Priok) sisi barat sebagai lintasan road bike untuk pengguna sepeda setiap Minggu mulai pukul 06.00 – 09.00
’’Sejalan dengan meningkatnya animo masyarakat menggunakan sepeda sebagai alat transportasi dan juga sebagai alat olahraga, kami dari pak gubernur (Gubernur DKI Anies Baswedan) mengusulkan kepada pak menteri PUPR untuk disiapkan satu ruas tol. Tepatnya, mulai di Kebon Nanas sampai dengan ke arah Tanjung Priok, satu sisi. Ada satu sisi yang dimanfaatkan sebagai jalur sepeda sementara untuk sepeda sport yaitu road bike, bukan sepeda biasa ya,’’ katanya kepada awak media. Berdasar perhitungan mereka, jalur tersebut memiliki panjang sekitar 10 – 12 kilometer.
Lantaran yang digunakan hanya satu jalur, dia menyebutkan akan menyiapkan traffic cone sebagai pembatas. Pembatasan itu juga dilakukan agar kendaraan lain tidak masuk dalam jalur tersebut.
’’Rencananya memang satu jalur itu ditutup setiap Minggu. Tapi, ini masih dalam pembahasan ya. Kami juga masih menunggu persetujuan Pak Menteri,’’ tuturnya.
Lebih lanjut, kata Syafrin, saat ditanyakan kenapa harus menggunakan jalur tol bukan jalur lalu lintas biasa, Syafrin mengklaim, itu sesuai dengan kebutuhan pesepeda road bike tersebut. ’’Karena memang, spesifikasi yang dibutuhkan itu harus memiliki panjang yang cukup dan yang memadai adanya di jalan tol,’’ jelasnya.
Meski disiapkan untuk pesepeda, lagi-lagi Syafrin membantah bahwa jalur tersebut disiapkan sebagai pengganti 32 Kawasan Khusus Pesepeda (KKP) yang sudah dinonaktifkan. ’’Bukan pengganti (KKP). Jadi begini, kita pahami bahwa para pesepeda khususnya yang komunitas road bike itu memiliki spesifikasi teknis tersendiri. Mereka saat bersepeda itu kecepatannya tinggi kemudian mereka berkelompok dan tentu jika ini difasilitasi bersamaan dengan warga lainnya itu akan tetap berpengaruh terhadap aspek keselamatan pengguna pesepeda lainnya,’’ katanya. (ulf/agg)