BELARUSIA, memograph– Puluhan ribu penentang Presiden Belarusia Alexander Lukashenko berkumpul di Minsk untuk memprotes pemilihan yang sarat praktik kecurangan.
Sebagaimana dilansir bbc.com, aksi bertajuk “Pawai untuk Kebebasan” itu digelar di pusat ibu kota. Bukan hanya unjuk rasa, kerusuhan juga meletus setelah Lukashenko mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan hari Minggu lalu, yang hasilnya dikecam masyarakat karena sarat kecurangan yang meluas.
Komisi Pemilihan Umum Pusat dalam siaran persnya mengatakan, Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994, memenangkan 80,1 persen suara dan kandidat oposisi utama, yakni Svetlana Tikhanovskaya, hanya mengantongi 10,12 persen suara. Tetapi, dari kubu Tikhanovskaya bersikeras jika suara dihitung dengan benar, dia memenangkan dukungan mulai dari 60 – 70 persen suara.
Sementara itu, dalam pidatonya di hadapan beberapa ribu orang, Lukashenko menyebut lawannya sebagai tikus Dia meminta para pendukung untuk mempertahankan negara dan kemerdekaan.
Selain itu, unjuk rasa tandingan berlangsung setelah Rusia setuju untuk menawarkan bantuan keamanan dalam kasus ancaman militer eksternal ke Belarus. Ternyata Lukashenko telah dua kali berbicara dengan Presiden Vladimir Putin selama akhir pekan.
Lukashenko mengklaim bahwa Rusia akan membantu menjaga keamanan negara di tengah aksi protes masif usai berlangsungnya pemilihan umum pada 9 Agustus lalu. Lukashenko mengatakan, Rusia siap membantu usai dirinya berbicara dengan Presiden Vladimir Putin via telepon pada Sabtu 15 Agustus 2020.
“Kami telah mencapai kesepakatan. Bantuan komprehensif (dari Rusia) akan diberikan untuk memastikan keamanan di Republik Belarusia,” terang Lukashenko. (red/agg)