SELANDIA BARU, memograph- Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru menyepakati dua hal penting dalam kerja sama bilateral mereka. Yakni Joint Statement by the Foreign Ministers of the Republic of Indonesia and New Zealand at the 9th Joint Ministerial Commission dan penandatanganan Plan of Action (PoA) for Indonesia-New Zealand Comprehensive Partnership periode 2020 – 2024.
Kesepakatan tersebut diselenggarakan melalui pertemuan the 9th Joint Ministerial Commission (JMC) yang berlangsung pada Rabu lalu (29/7/2020). Pertemuan secara virtual tersebut dipimpin menteri luar (menlu) negeri kedua negara. Yakni Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Selandia Baru Winston Peters.
Dokumen PoA memuat 45 butir acuan bagi pengembangan kerja sama bilateral Indonesia dan Selandia Baru dalam 5 (lima) tahun ke depan. Kerja sama ekonomi menjadi bidang prioritas dalam JMC kali ini. Tercatat kerja sama ekonomi yang disepakati antara lain dalam bidang perdagangan, investasi, pariwisata, energi, tenaga kerja, produk halal, pertanian, serta peternakan.
Dalam bidang perdagangan, kedua negara sepakat untuk berupaya mengatasi hambatan nontarif agar target perdagangan sebesar Rp 40 triliun pada tahun 2024 dapat tercapai. Menlu Retno dalam pertemuan tersebut secara tegas meminta agar Selandia Baru membuka lebih banyak lagi akses bagi berbagai produk dari Indonesia.
”Seperti buah-buahan tropis dan peluang bekerja bagi pemetik buah dan halal slaughter,” ungkap Retno melalui siaran pers tertulis di laman KBRI Selandia Baru.
Sementara dalam bidang investasi, Selandia Baru setuju untuk mendorong investasinya masuk ke Indonesia dalam bidang energi terbarukan, pakan ternak, dan kesehatan. Kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang lainnya terutama untuk dapat mencari solusi atas krisis yang terjadi selama pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Menlu Retno menjelaskan, Indonesia memproduksi alat perlindungan diri (APD) dan telah diperbolehkan untuk diekspor. Kedua negara sepakat bahwa untuk menjamin kelancaran distribusi global, perlu dipastikan akses terhadap pasar dan rantai pasok internasional tetap terbuka. Di luar hal tersebut, kedua negara juga menyepakati peningkatan kerja sama budaya, pertahanan, keamanan, dan kerja sama parlemen.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya yang menghadiri JMC dari kantor Menlu Selandia Baru menyambut baik dicapainya kesepakatan kedua negara yang akan membuka sejumlah peluang ekonomi bagi kedua negara. Dubes Tantowi menyoroti fakta bahwa meskipun penyelenggaraan JMC kali ini dilangsungkan di tengah pandemi, namun kedua negara tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama. (red/agg)