Sabtu, Juni 25, 2022
  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Sekilas Info
    • Regional
    • Internasional
    • Kedutaan
    • Teknologi
    • Ekonomi Bisnis
    • Food & Health
  • Rilis
  • Opini
    • Inspirator
  • Diaspora
  • Lifestyle
  • Event
  • Happy Weekend
    • Budaya
    • Wisata
    • Food & Health
    • Hobi
    • Video
  • Home
  • Sekilas Info
    • Regional
    • Internasional
    • Kedutaan
    • Teknologi
    • Ekonomi Bisnis
    • Food & Health
  • Rilis
  • Opini
    • Inspirator
  • Diaspora
  • Lifestyle
  • Event
  • Happy Weekend
    • Budaya
    • Wisata
    • Food & Health
    • Hobi
    • Video
No Result
View All Result
No Result
View All Result

Belum ada Laporan Kasus Cacar Monyet di Indonesia

by MG memograph
2022/05/26
in Food & Health
0
kasus cacar monyet
174
SHARES
215
VIEWS
Bagikan

BacaJuga

Pemerintah Reaktivasi 300 Ribu Posyandu, Tingkatkan Layanan Kesehatan Ibu dan Anak

Kenali Ciri dan Cara Pencegahan Penyakit Ginjal

JAKARTA, memograph.id – Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan belum ada laporan kasus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia.  Kemenkes tetap melakukan sejumlah kewaspadaan untuk mencegah terjadinya penularan di Indonesia.
”Hingga saat ini belum ada kasus (cacar monyet) yang dilaporkan dari Indonesia,” katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (24/5).
Kementerian Kesehatan tetap melakukan kewaspadaan dengan memperbarui situasi dan frekuensi question (FAQ) terkait monkeypox yang dapat diunduh melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.
Kemenkes juga menyiapkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap wilayah melalui dinas kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, dan rumah sakit. Revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet pun dilakukan untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari WHO, khususnya mengenai surveilans, tatalaksana klinis, komunikasi risiko, dan pengelolaan laboratorium.
Cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970.
Penularan melalui kontak erat dengan hewan atau manusia yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi virus.
”Penularan dapat melalui darah, air liur, cairan tubuh, Lesi kulit atau cairan pada cacar, kemudian droplet pernapasan,” katanya.
Masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari tetapi dapat mencapai 5 sampai 21 hari. Fase awal gejala yang terjadi pada 1 sampai 3 hari yaitu demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.
Pada fase erupsi atau fase paling infeksius terjadinya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras  atau keropeng lalu rontok.
”Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok,” ucap dr. Syahril.
Upaya pencegahan untuk masyarakat, jika mengalami gejala demam dan ruam harap memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Masyarakat diimbau mematuhi protokol kesehatan dengan menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
WHO menetapkan cacar monyet saat ini menjadi penyakit yang memerlukan perhatian masyarakat global, karena sebagian besar kasus dilaporkan dari pasien yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemis.
”Sebagian kasus berhubungan dengan adanya keikutsertaan pada pertemuan besar yang dapat meningkatkan risiko kontak baik melalui lesi, cairan tubuh, droplet, dan benda yang terkontaminasi,” tutur dr. Syahril.(hai)
Tags: kasus cacar monyet
Previous Post

Indonesia Tawarkan Konsep Resiliensi Berkelanjutan pada GPDRR 2022

Next Post

Diawali Dengan Trek Bertajuk “Jingga” GBS Fokus Merilis Rekaman Singel Sepanjang 2022

MG memograph

MG memograph

Related Posts

posyandu
Food & Health

Pemerintah Reaktivasi 300 Ribu Posyandu, Tingkatkan Layanan Kesehatan Ibu dan Anak

14 Mei 2022
Penyakit Ginjal
Food & Health

Kenali Ciri dan Cara Pencegahan Penyakit Ginjal

18 Maret 2022
Load More
Next Post
Jingga

Diawali Dengan Trek Bertajuk “Jingga” GBS Fokus Merilis Rekaman Singel Sepanjang 2022

Jessica Mila

Berhijab, Al Ghazali Kagum Dengan Totalitas Jessica Mila di Film Mengejar Surga

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Terdaftar BPJS

    Tak Terdaftar BPJS TK, Dapat Dari Kartu Pra Kerja

    1346 shares
    Share 538 Tweet 337
  • Yuk! Uji Nyali Ke Warung Tuman

    623 shares
    Share 249 Tweet 156
  • Pelaku Budaya Dapat Bantuan Rp 26,5 M

    595 shares
    Share 238 Tweet 149
  • 24.300 UMKM Tangerang Selatan Terima Bantuan 2,4 Juta Rupiah

    576 shares
    Share 230 Tweet 144
  • Ditegur Presiden, Menaker Pastikan Aturan JHT akan Direvisi

    566 shares
    Share 226 Tweet 142

Rekomendasi

perangkat STB

Pemerintah Mulai Uji Coba Distribusi Perangkat STB ke Masyarakat Miskin

4 bulan ago
Kota bogor, Wali Kota Bogor, Bima Arya, corona

Kota Bogor Kembali Ke Zona Merah

2 tahun ago
Connecting Readers

© 2022 memograph

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • sitemap

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • Sekilas Info
    • Regional
    • Internasional
    • Kedutaan
    • Teknologi
    • Ekonomi Bisnis
    • Food & Health
  • Rilis
  • Opini
    • Inspirator
  • Diaspora
  • Lifestyle
  • Event
  • Happy Weekend
    • Budaya
    • Wisata
    • Food & Health
    • Hobi
    • Video

© 2022 memograph

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Chinese (Simplified)EnglishIndonesianJapanese